Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NABI IBRAHIM MENCARI TUHAN

KISAH NABI IBRAHIM MENCARI TUHAN

ceritaislam

Assalamu'alaikum...

Hai Teman, Pernah dengar ngga!, Seorang Nabi yang julukannya Khalilullah (Kekasih Allah) yaitu Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim ini, diberi kecerdasan oleh Allah. Apalagi ketika meyakinkan hatinya dalam mencari Tuhannya. Mau tau ceritanya.... ayuuk kita baca.....



Kisah ini, ada di dalam Al-Qur'an surat Al-An'am ayat 74-79. Di zaman itu, kaumnya Nabi Ibrahim asal kesyirikan mereka adalah peribadaatan kepada patung-patung, bintang-bintang, matahari, dan bulan. Ketika di masa Nabi Ibrahim As ketika kecil, kaumnya ada 3 golongan yaitu golongan yang menyembah berhala, golongan yang menyembah bintang dan golongan yang menyembah raja.




وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَامًا اٰلِهَةً ۚاِنِّيْٓ اَرٰىكَ وَقَوْمَكَ فِيْ 
ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ - ٧٤



Artinya : Dan ingatlah ketika itu Nabi Ibrahim bertanya kepada ayahnya bernama Azar : Apakah pantas berhala-berhala itu kamu jadikan tuhanmu ? Karena sesungguhnya aku melihatmu dan Kaummu berada didalam kesesatan yang nyata (Surat Al-An'am ayat 74)


Nabi Ibrahim sendiri mempunyai Ayah yang sangat terkenal di masanya, seorang pemahat patung yang hebat. Nama Ayahnya adalah Azar, dia adalah seorang seniman dengan berbakat istimewa sebagai pemahat ahli dan dari golongan yang amat dihormati. Keluarga yang amat dihormati dan disegani, Tapi Nabi Ibrahim mampu menentang penyimpangan yang terjadi pada keluarga dan masyarakatnya.

Sejak kecil Nabi Ibrahim sering bermain dekat patung-patung yang dibuat ayahnya.Terkadang Nabi Ibrahim sering menaik-naiki patung-patung tersebut. Ayahnya pun kadang melarangnya, dengan berkata "Jangan kau naiki patung-patung itu karena itu tuhan kita".


Nabi Ibrahim bertanya, “Patung apakah ini ayahku? Kedua telinganya besar, lebih besar dari telinga kita.”

Ayahnya menjawab, “Namanya Mardukh, tuhan dari para tuhan. Kedua telinganya yang besar, sebagai simbol kecerdasannya yang luar biasa.”

Lantas Nabi Ibrahim kembali bertanya, “Siapa yang menciptakan manusia, wahai ayahku?” Ayahnya kembali menjawab, “Manusia, akulah yang membuatmu, dan ayahkulah yang membuatku.”

“Tapi aku pernah mendengar orang tua berkata, wahai tuhan, kenapa engkau tidak memberikanku anak?”

“Benar anakku, tapi tuhan tidak melakukannya langsung. tuhan itu membantu dan menolong manusia, maka dari itu manusia harus menunjukkan kerendahannya dengan memberi kurban"

“Lantas, ada berapa banyak tuhan itu ayah?” “Tidak ada jumlahnya Ibrahim.”

“Kalau begitu, kalau aku hanya patuh pada satu tuhan, apakah tuhan yang lain akan marah? kalau tuhan yang lain marah, aku takut tuhanku akan dibunuh, lalu setelah itu aku yang dibunuh.” “Jangan terlalu khawatir Ibrahim, tidak akan terjadi permusuhan sesama tuhan.”

“Dari apa tuhan-tuhan itu diciptakan?”

Tuhan-tuhan itu telah diciptakan dari kayu pohon kurma dan kayu pohon zaitun, naaah sedangkan berhala yang kecil itu terbuat dari gading. Coba lihatlah, Sangat indah kan ? hanya saja, patung itu tidak memiliki napas".

“Kalau tuhan tidak memiliki napas, artinya mereka tidak memiliki kehidupan. Bagaimana para tuhan memberikan kehidupan, bila mereka saja tidak memilikinya? Pasti, mereka bukan tuhan yah” Mendengar jawaban Nabi Ibrahim, ayahnya marah kepada Nabi Ibrahim.



Waktu berlalu, Nabi Ibrahim pun tumbuh menjadi pemuda remaja.Kebenciannya terhadap patung tidak pernah hilang dan surut. Nabi Ibrahim melihat patung-patung itu tidak makan, minum dan tidak bisa bernapas dan berbicara bahkan bila hujan kehujanan, bila panas kepanasan, sehingga membuat diri Nabi Ibrahim geram dan marah melihat masyarakat masih menyembah patung-patung tersebut.



Bagaimana bisa patung-patung yang dibuatnya sendiri, tapi malahan mereka sembah. Tersirat dalam hati Nabi Ibrahim. Akhirnya Nabi Ibrahim terus saja berpikir, mustahil baginya patung-patung itu menjadi tuhan bagi kaumnya. Nabi Ibrahim lantas termenung bersandar pada dinding gua, pandangan matanya menatap lurus kelangit malam hari. 



وَكَذٰلِكَ نُرِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ مَلَكُوْتَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلِيَكُوْنَ مِنَ الْمُوْقِنِيْنَ - ٧٥

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ - ٧٦


Artinya : Dan begitulah Kami memperlihatkan kepada Nabi Ibrahim kekuasaan kami yang terdiri dari langit dan Bumi dan agar dia termasuk golongan orang-orang yang yakin. (QS Al-An'am ayat 75)
Maka ketika malam telah menjadi gelap, Nabi Ibrahim melihat sebuah bintang kemudian dia berkata : Ini Tuhanku, Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata : Aku tidak suka kepada yang terbenam. (QS Al-An'am ayat 76)

Di sana ia melihat begitu banyak bintang yang indah. Lantas Nabi Ibrahim berpikir, mungkin inilah tuhanku. Sama seperti golongan yang kedua yang menyembah bintang-bintang. Awalnya Nabi Ibrahim mempercayai itu, tapi ketika esoknya bintang itupun tidak ada dan terbenam. dan Nabi Ibrahim As berkata : Aku tidak suka kepada hal yang terbenam.

فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْ ۚفَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ - ٧٧

Artinya :Kemudian tatkala dia melihat bulan yang terbit dia berkata : Ini Tuhanku, akan tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata : Sesungguhnya jika tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku pastilah aku termasuk golongan orang-orang yang sesat. (Surat Al-An'am ayat 77)

Kemudian, Nabi Ibrahim melihat bintang yang besar yaitu bulan. Nabi Ibrahim pun percaya ketika itu, bahwa tuhannya adalah bulan yang cahayanya lebih terang dari bintang yang banyak itu. Tapi esoknya pun, Nabi Ibrahim kembali tidak mendapati bulan di langit. Nabi Ibrahim kembali berpikir, bulan juga menghilang sama seperti halnya bintang-bintang kecil terbenam. 



فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ - ٧٨


Artinya : Ketika Nabi Ibrahim melihat matahari yang terbit, dia berkata : Ini Tuhanku, Ini lebih besar. Akan tetapi ketika melihat matahari terbenam, dia berkata : Wahai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan. (Surat Al-An'am ayat 78)

Nabi Ibrahim juga berpikir, pada esok pagi, Bintang dan bulan juga menghilang. Justru ada cahaya yang lebih besar dari bulan. Cahaya yang lebih kuat yaitu matahari. Lalu, Nabi Ibrahim meyakini inilah tuhannya, tuhan yang paling terang, tuhan yang paling kuat. Lantas, Nabi Ibrahim kembali kecewa. Saat malam datang, matahari tenggelam. Tuhan tidak mungkin tenggelam pikir Nabi Ibrahim.


Tuhan tidak mungkin seperti itu. Nabi Ibrahim meyakini, bahwa Tuhanlah yang menjadikan mereka, Tuhanlah yang memunculkan dan menenggelamkan mereka. Tuhanlah yang menciptakan mereka, alam semesta, termasuk menciptakan dan memberi kehidupan bagi manusia. Dialah Allah yang Maha Pencipta.



Nabi Ibrahim As berkata : Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku pastilah aku termasuk golongan orang-orang yang sesat.



اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ - ٧٩


Artinya : Sesungguhnya aku hadapkan wajah aku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan untuk mengikuti agama yang benar dan aku bukanlah termasuk golongan orang-orang yang musyrik (Surat Al-An'am ayat 79)

Wallahu A'lam Bissowab
Penulis : Hafiz Adriansyah,Lc.
Hafiz Adriansyah
Hafiz Adriansyah Aku hanya seorang guru mengaji dan guru Agama Islam di sekolah Highscope Indonesia. Aku Alumni Gontor dan Al-Azhar Mesir. Semoga tulisan ini menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Amien

Posting Komentar untuk "NABI IBRAHIM MENCARI TUHAN"